Obama Marah Ancam Jika Terbukti Skandal Seks Dinas Rahasia
Metrotvnews.com, Kartagena: Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengharapkan penyelidikan tuntas atas tuduhan skandal seks melibatkan petugas Dinas Rahasia. "Saya mengharapkan penyelidikan itu teliti dan ketat," kata Obama pada Ahad (15/4), saat jumpa pers bersama Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos pada akhir Temu Puncak Amerika di Kartagena.
Kejadian itu mengakibatkan 11 petugas Dinas Rahasia dan lima tentara ditarik dari tugas keamanan di Kolombia pada Temu Puncak Amerika. Kasus ini membayangi pertemuan dihadiri Obama dan pemimpin lain kawasan tersebut.
Tuduhan yang muncul bahwa mereka membawa masuk pelacur ke kamar hotel di Kartagena pada Rabu malam. Bahkan kabar yang beredar menyatakan sempat terjadi keributan soal pembayaran dengan salah satu wanita.
"Jika tuduhan seperti di media massa itu dipastikan, maka tentu saja saya akan marah," kata Obama.
Tentara melakukan penyelidikan terpisah dan menempatkan anggota terlibat itu ke asrama mereka. Tak satu pun dari anggota Dinas Rahasia itu -baik petugas maupun yang tak berseragam- ditugaskan untuk menjaga keamanan pribadi Obama.
Tapi, Obama yang menghadapi pertarungan sengit pemilihan kembali pada November, menekankan bahwa semua anggota rombongan perjalanannya harus berperilaku terbaik, karena mewakili AS.
"Sikap saya terhadap petugas Dinas Rahasia tidak berbeda daripada yang saya harapkan dari rombongan saya, yang duduk di sini. Kami mewakili rakyat Amerika Serikat," katanya.
"Itu berarti bahwa kami memperlakukan diri dengan martabat dan kejujuran tertinggi," ujarnya.
"Yang dilaporkan itu tidak sesuai dengan ukuran tersebut," tambahnya.
Kendati pelacuran sah di wilayah tertentu di Kolombia, perilaku seperti itu dinilai anggota Kongres AS Peter King kepada The New York Times, melanggar aturan perilaku institusi yang diwakili. Sebab, bisa menghadapkan petugas itu dengan pemerasan, memungkinkan kegiatan mata-mata dan membantu musuh masuk ke wilayah keamanan.
Darrell Issa, ketua panitia Pemantau Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan bisa jadi lebih banyak petugas mungkin terlibat dalam skandal itu. Bahkan mungkin bukan satu-satunya bagi lembaga itu hingga Issa mengaku prihatin.
"Pertanyaannya ialah apakah seluruh lembaga membutuhkan semacam pencarian roh, beberapa perubahan?" kata anggota Republiken California itu di acara televisi CBS "Wajah Bangsa".
"Hal seperti ini tidak terjadi sekali, jika tidak terjadi sebelumnya," katanya.
Sementara itu, The New York Times mengutip keterangan pejabat tinggi AS yang mengatakan kejadian itu tidak hanya melibatkan petugas bawahan, tapi juga dua penyelia Dinas Rahasia.
"Itu kepemimpinan sangat buruk di kalangan mereka," kata pejabat itu kepada "The Times".
Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney bersikeras bahwa Obama percaya penuh pada Dinas Rahasia dan kejadian itu tidak berdampak pada keamanan presiden.
Panglima Komando Selatan AS Jenderal Douglas Fraser pada Sabtu menyatakan kecewa pada keseluruhan kejadian itu. Ia mengatakan perilaku tersebut tidak sesuai dengan ukuran profesionalitas, yang diharapkan dari tentara AS.
Dinas Rahasia mempekerjakan sekitar 3.200 petugas dan 1.300 polisi berseragam disorot atas beberapa kejadian terkenal sejak Obama berkuasa pada tiga tahun lalu. Peristiwa besar terakhir terjadi pada 2009, ketika Tareq dan Michaele Salahi, yang bercita-cita menjadi bintang acara televisi, ikut andrawina atau perjamuan resmi pertama Obama di Gedung Putih untuk menghormati India.
Pada November, satu petugas didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua setelah kejadian di Hawaii menjelang temu puncak APEC seperti ditulias The Washington Post. Satu lagi didakwa mengemudi dalam keadaan mabuk pada Agustus saat membantu mengatur keamanan untuk perjalanan bus Obama di Iowa.(Ant/BEY)
0 comments:
Post a Comment